Hutan warga Kampung Yoka, di tepian Danau Sentani. RTRW Papua bakal berubah lagi. Masyarakat sipil menyerukan, peraturan tata ruang Papua ini harus mengakui manusia Papua, yang hidup dan tinggal di atas tanah dan hutan. Foto: Asrida Elisabeth/ Mongabay Indonesia

Hutan warga Kampung Yoka, di tepian Danau Sentani. RTRW Papua bakal berubah lagi. Masyarakat sipil menyerukan, peraturan tata ruang Papua ini harus mengakui manusia Papua, yang hidup dan tinggal di atas tanah dan hutan. Foto: Asrida Elisabeth/ Mongabay Indonesia

Telah terbit buku Dengarkan Jeritan Bumi! Respons Kristiani atas Krisis Keadilan Ekologis kerjasama Ultimus dengan Kristen Hijau. Silakan hubungi alamat email kristenhijau@gmail.com untuk pemesanan. Harga: Rp. 40.000,-.

Berikut ini adalah cuplikan pengantar dari penerbit:

Terbitnya buku berjudul Dengarkan Bumi Pertiwi yang merupakan terjemahan dari buku berbahasa Inggris, Listen to the Land, ini patut disambut gembira. Pasalnya, lewat terjemahan ini, parapembaca di Indonesia bisa lebih mudah mengakses pembahasan-pembahasan di dalamnya yang teramat penting.

Kami sebut teramat penting karena di tengah-tengah situasi di Indonesia yang belakangan sering kita dengar ‘darurat agraria’ ini, ternyata ada studi dari kelompok dalam Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches) yang mengusulkan arahan pergerakan gereja di sektor ini secara progresif dengan basis penjelasan teologi dan konteks sosial yang mumpuni. Jumlah halamannya pun tidak terlalu banyak sehingga isinya bisa cepat ditangkap.

Dengan adanya buku ini, jemaat maupun pemimpin Kristen tidak perlu ragu lagi untuk menerjunkan diri dalam perjuangan untuk keadilan agraria di bumi pertiwi. Ada landasan teologis sekaligus legitimasi institusional yang kuat bagi keterlibatan dalam aktivisme di sektor ini. Gereja-gereja bisa menggunakan materi yang ada untuk berbagai macam acara pembinaan jemaat, dari pemuda hingga dewasa. Organisasi-organisasi pelayanan mahasiswa bisa mengadakan diskusi-diskusi dengan berangkat dari materi-materi yang ada di buku ini. Bahkan kawan-kawan yang berasal dari agama lain atau bahkan tak beragama pun bisa menggunakan buku ini sebagai referensi pembanding, bahan dialog, diskusi lintas-iman, dan lain-lain.